14 Mar 2011

CHEAT need for speed underground 2

$20,000 in career mode-regmebaby
$1,000 in career mode, RX-8 and Skyline in quick race mode-ordermebaby
$200 in career mode-regmybank
Level 1 performance upgrades-needperformance1
Level 1 visual upgrades-gimmevisual1
Level 2 performance upgrades-needperformance2
Level 2 visual upgrades-gimmevisual2
Best Buy vinyl-needmybestbuy
Burger King vinyl-gottahavebk
Cingular vinyl-gotmycingular
Edge vinyl-gottaedge
Old Spice vinyl-goforoldspice
The Doors sponsor-opendoors
Snoop Dogg sponsor-yodogg
Capone sponsor-wannacapone
ShinestStreet sponsor-shinestreetbright
Chingy sponsor-gimmechingy
D3 sponsor-wintmyd3
David Choe sponsor-davidchoeart
Japantuning sponsor-tunejapantuning

30 Des 2010

winstep-nexus-sistem-docking

winstep-nexus-sistem-docking

Winstep Nexus, Sistem Docking untuk Windows

Para pengguna komputer yang menggunakan banyak aplikasi dalam bekerja seringkali menghadapi kesulitan, karena untuk menjalankan suatu aplikasi dan berganti dari satu aplikasi ke aplikasi lain cukup merepotkan. Untuk memudahkan segalanya, mereka dapat menggunakan antarmuka tambahan berupa Dock. Dock adalah antarmuka tambahan yang menyediakan cara yang mudah untuk menjalankan serta berganti antara beberapa aplikasi dengan mudah.

Winstep Nexus adalah sebuah sistem docking yang sangat baik, namun untuk saat ini hanya tersedia untuk sistem operasi Windows saja. Nexus adalah Dock yang membuat bekerja dengan beberapa aplikasi menjadi sangat mudah, dan bahkan terasa lebih menyenangkan. Kita dapat mengakses aplikasi, folder, serta dokumen yang sering kita gunakan hanya dengan sekali klik saja. Nexus tersedia dalam dua versi, yaitu Winstep Nexus (gratis) dan Nexus Ultimate.

Berikut adalah beberapa fitur dari Winstep Nexus:

  • Menampilkan daftar aplikasi yang sedang digunakan didalam Dock yang dapat diatur dengan grouping, filtering, serta icon customization.
  • Menampilkan system tray pada Dock sebagai icon individual atau group.
  • Efek samar dan efek warna yang menarik pada latar belakang Dock.
  • Memonitor koneksi yang aktif dan penggunaan bandwidth dengan modul Net Meter
  • Beberapa efek mouse over, seperti zoom, swing, bounce, dan sebagainya.

Masih banyak sekali fitur dari Winstep Nexus yang belum disebutkan diatas. Untuk mengetahui lebih jauh, akan lebih baik jika anda langsung mencobanya. Anda dapat mengunduh Winstep Nexus di website resmi nya http://www.winstep.net/

29 Des 2010

sekolahnya manusia

Oleh : MUNIF CHATIB

Penulis buku bestseller “Sekolahnya Manusia”

Saya memulai pelajaran dengan membawa tumpukan gambar apel berwarna warni, ada merah, biru, hijau, dan hitam. Lalu saya selipkan sebuah gambar apel yang spesial, yaitu apel emas. Berkali-kali saya tunjukkan gambar apel emas tersebut kepada siswa.

“Semua apel yang berwarna warni itu jumlahnya banyak, tapi ada yang spesial hanya satu apel, yaitu apel emas.”

Setelah itu saya minta semua siswa keluar kelas menuju halaman sekolah yang cukup luas. Saya meminta tiga orang siswa untuk membawa tumpukan gambar apel tersebut. Dengan aba-aba dari saya kami berempat melempar gambar-gambar tersebut ke udara.

“Dengan hitungan ke tiga, hanya 15 detik, kalian harus ambil sebanyak-banyaknya gambar apel tersebut. Satu .. dua ..tiga ….” instruksi saya.

Dan mereka semua berebut untuk memungut apel sebanyak-banyaknya. Pasti yang mereka buru adalah apel emas. Ada yang terjatuh, ada yang hanya dapat sedikit, sebab badannya kecil, terpelanting oleh teman-temannya yang berbadan besar.

Setelah mereka berebut berjuang mendapatkan gambar apel tersebut, saya minta untuk kembali ke kelas. Saya minta mereka menghitung jumlah apel yang berhasil didapat. Ada yang mendapat hanya 3 apel, ada yang 18 apel, dan ketika saya tanya siapa yang mendapat apel emas. Si Farhan langsung angkat tangan dengan wajah gembira. Semua tepuk tangan atas keberhasilan Farhan.

“Sekarang kalian punya waktu 3 menit untuk saling berbagi apel-apel itu. Memang sih kalian tadi mendapatkannya dengan susah payah. Terserah kalian mau memberi atau tidak. Jadi yang mendapat sedikit, karena usahanya hanya sedikit, silahkan meminta apel lain dari teman-temannya yang mendapat banyak apel,” saya memberi instruksi.

Spontan kelas menjadi riuh. Ada yang dengan rela membagi. Namun ada yang mempertahankan.

“Aku tadi sampai terjatuh lho, jadi aku gak akan berikan satupun apelku.”
“Okey aku beri tapi yang warna hitam saja ya. Aku tidak suka warna hitam.”
Si Diki dengan susah payah merayu Farhan untuk mendapat apel emasnya. Farhan semula menolak. Namun rayuan Diki membuatnya luluh.

“Aku berjanji akan membersihkan kamarmu selama tiga hari.” Akhirnya Farhan pasrah memberi apel emas itu kepada Diki. Di belakang bangkunya Diki meloncat-loncat kegirangan sebab berhasil merayu Farhan.
Setelah acara minta dan bagi selesai. Saya minta mereka menghitung perolehan nilai atas masing-masing usahanya. Nilai masing-masing apel saya catat di papan tulis dan semua siswa langsung menghitungnya.

Nilai apel berwarna merah = 5, hijau = 10, biru – 20, hitam = 50. Wow … mereka bersorak saat menghitung. Ada yang gembira ada yang sedih, sebab melepaskan apel hitam. Ternyata warna hitam mempunyai nilai tinggi. Lalu saya lanjutkan dengan pertanyaan.

“Siapa yang memegang apel terbanyak?” Ada 4 siswa yang angka tangan, masing-masing mendapat 12 gambar apel. Saya menanyakan bagaimana bisa sampai mendapatkan 12. Mereka menjawab dengan meminta sebanyak-banyaknya dari teman-temannya.

“Siapa yang mendapat apel paling sedikit?” Si Syarif angkat tangan.
“Tadi kamu mendapat berapa apel?”
“Sepuluh, sekarang hanya dua.”
“Kok bisa?”
“Ya saya gak tega teman-teman meminta kepada saya. Ketika satu apel saya berikan, yang lainnya juga meminta. Ya saya berikan saja. Apalagi ada teman yang hanya mendapat sedikit apel,” jawab Syarif.
Lalu saya berikan nilai.

“Yang memegang apel terbanyak, nilainya minus 500, sedangkan yang memegang apel paling sedikit, nilainya plus 500.”

Sekali lagi mereka berteriak, sama sekali tidak menyangka akan nilai-nilai yang saya sebutkan.

“Siapa yang memegang apel emas?” tanya saya.
Dengan wajah ceriah Diki langsung angka tangan dan bercerita bagaimana usaha dia mendapatkan apel tersebut dari Farhan.
“Yang memegang apel emas, nilainya ….. minus 1000.”

Wow .. kelas jadi ramai sekali. Ada yang bertepuk tangan. Ada yang tertawa. Tentunya ada yang paling sedih yaitu Diki. Farhan sampai menari-nari kegirangan, sebab dia yang berikan apel emas tersebut kepada Diki. Akhirnya tercatatlah siapa saja siswa yang mendapatkan nilai tertinggi dan terendah.

Lalu saya mulai memberi ‘teaching point’ kepada semua siswa. Mereka antusias mendengarkan.

“Coba bayangkan jika sebelum saya sebarkan gambar apel berwarna warni tadi, saya munculkan nilai-nilainya terlebih dahulu. Apa yang terjadi? Tentunya kalian tidak akan berebut mendapatkannya. Dan tidak akan pernah mengambil apel emas. Benarkan? Tapi karena kalian silau dengan penampilan luar, dengan bentuk luar dari seseorang. Lalu jika kalian tahu jika lebih banyak memberi itu nilainya tinggi, pasti kalian akan berikan semua apel tersebut. Tapi saya lihat tadi sampai ada yang merayu-rayu untuk meminta apel kepada teman-temannya. Jika kalian tahu meminta itu nilainya minus, pasti kalian tidak akan pernah meminta. Padahal kalian tahu, dalam Islam, kita dianjurkan untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan meminta sebanyak-banyaknya.”

Semua wajah-wajah siswa seakan-akan ada bintang yang menyinarinya. Saya melihat mulai ada raut kesadaran dan pemahaman dari permainan berburu apel emas tadi. Lalu saya keluarkan dua buah apel beneran. Satu apel yang besar, ranum, warnanya merah mudah, sangat menggiurkan. Satu lagi apel kecil yang busuk.

Ketika saya tanya, jika kedua apel ini adalah teman-teman kalian, manakah yang kalian pilih?”

Semua menjawab apel yang bagus. Tidak mau apel yang busuk. Lalu momen yang dahsyat terjadi. Saya membelah kedua apel itu secara melintang. Ternyata sama-sama mempunyai bintang di dalamnya. Dan pada bintang itu sama-sama mempunyai beberapa biji apel.

“Lihatlah, apel yang baik ini, di dalam dirinya ada bintang. Bintang itu lambang kesuksesan. Lalu lihatlah apel busuk yang kalian hindari, ternyata juga mempunyai bintang. Tidak hanya itu, apel busuk itu juga mempunyai biji. Coba kalian ambil satu biji, tanam, akan menajdi sebuah pohon apel yang mempunyai puluhan buah apel yang baik.”

Saya meminta siswa melingkar, saya meminta masing-masing jujur menilai sisi buruk dari teman-temannya. Yang paling banyak mendapat sisi buruk tentunya yang paling jahil, yaitu Ian dan Robi. Semua siswa juga mempunyai label sisi buruk. Masih di dalam lingkaran saya berkata.

“Adik-adik, saya salut ketika dua minggu lalu ada isu gempa di sini. Kalian menunjukkan kerjasama yang luar biasa. Namun dalam keseharian, kerjasama itu luntur kembali. Mengapa? Sebab kalian belum punya cantolan untuk mengaitkan tali kerja sama satu sama lain. Kenapa tidak punya cantolan? Sebab kalian selalu memandang sisi buruk dari diri masing-masing. Sisi buruk itu kalian sebutkan barusan. Ian si jahil. Robi si penganggu, dan lain-lain. Kalian masih memandang satu sama lain seperti memandang apel yang busuk. Padahal hari ini kalian tahu di dalam apel tersebut ada bintang. Bintang adalah cantolan yang harus kalian dapatkan hari ini. Sehingga lingkaran ini tidak akan pernah putus, jika diberikan tali yang kuat. Cantolan itu adalah pengait tali itu. Ayo sekarang munculkan bintang pada diri kalian. Munculkan cantolan itu agar tali bisa dikaitkan. Ayo munculkan sisi baik kalian. Tinggalkan sisi buruk kalian. Ayo sebutkan. Mulai dari Ian dan Robi.”
Dengan tersendat-sendat dan perlu waktu beberapa saat Ian merenungi sisi baiknya. Hampir tidak berhasil. Cepat-cepat saya beri motivasi, saya ingatkan lagi dengan buah apel yang busuk masih tetap punya bintang. Di luar dugaan, teman-teman Ian yang lain juga memberi semangat.

“Ayo Ian … temukan bintangmu …!!!”
Akhirnya dari mulutnya perlahan Ian mengeluarkan suara.
“Aku ini … jujur, tidak pernah bohong, pak Munif.”
Saya meminta Ian menyebutnya dengan keras, bintang dalam dirinya yang barusan ditemukannya.

“Aku Ian, sang jujur!!!” teriaknya lantang. Semua teman-temannya memberi tepuk tangan. Lalu satu persatu mereka menyebutkan bintangnya.
“Aku Robi, sang penolong!”
“Aku Abi, sang pengaman!”
“Aku Ja’far, sang pemberi!”
“Aku Diki, sang pemimpin!”
“Aku Ali, sang disiplin!” dan seterusnya.

Betapa leganya saya semua siswa akhirnya menyebutkan bintang dalam dirinya.
“Alhamdulillah, sekarang saya lega, kalian sudah mempunyai bintang. Jadikan bintang itu cantolan kalian. Jadikan bintang itu perilaku khas kalian. Tinggalkan Ian si jahil. Sebut Ian sekarang dengan bintangnya, sang jujur. Kaitkan tali kerjasama itu pada perilaku Ian yang positif. Ingat kalian hanya punya waktu tiga tahun di sekolah ini. Dengan kerjasama yang baik, kalian akan berhasil.”

Saya menutup kelas itu dengan semangat siswa yang menyala-nyala. Kemudian mereka sepakat memberi nama lingkaran tersebut dengan nama EAGLE SQUAD.

Alamat Sekolahnya Manusia di Surabaya dan Pendaftaran
SMP Muhammadiyah 9 “MeSRA” Surabaya
Jl. Jojoran I/50 Gubeng Surabaya
telp. 031-5933289

Oleh : MUNIF CHATIB

Penulis buku bestseller “Sekolahnya Manusia”

Saya memulai pelajaran dengan membawa tumpukan gambar apel berwarna warni, ada merah, biru, hijau, dan hitam. Lalu saya selipkan sebuah gambar apel yang spesial, yaitu apel emas. Berkali-kali saya tunjukkan gambar apel emas tersebut kepada siswa.

“Semua apel yang berwarna warni itu jumlahnya banyak, tapi ada yang spesial hanya satu apel, yaitu apel emas.”

Setelah itu saya minta semua siswa keluar kelas menuju halaman sekolah yang cukup luas. Saya meminta tiga orang siswa untuk membawa tumpukan gambar apel tersebut. Dengan aba-aba dari saya kami berempat melempar gambar-gambar tersebut ke udara.

“Dengan hitungan ke tiga, hanya 15 detik, kalian harus ambil sebanyak-banyaknya gambar apel tersebut. Satu .. dua ..tiga ….” instruksi saya.

Dan mereka semua berebut untuk memungut apel sebanyak-banyaknya. Pasti yang mereka buru adalah apel emas. Ada yang terjatuh, ada yang hanya dapat sedikit, sebab badannya kecil, terpelanting oleh teman-temannya yang berbadan besar.

Setelah mereka berebut berjuang mendapatkan gambar apel tersebut, saya minta untuk kembali ke kelas. Saya minta mereka menghitung jumlah apel yang berhasil didapat. Ada yang mendapat hanya 3 apel, ada yang 18 apel, dan ketika saya tanya siapa yang mendapat apel emas. Si Farhan langsung angkat tangan dengan wajah gembira. Semua tepuk tangan atas keberhasilan Farhan.

“Sekarang kalian punya waktu 3 menit untuk saling berbagi apel-apel itu. Memang sih kalian tadi mendapatkannya dengan susah payah. Terserah kalian mau memberi atau tidak. Jadi yang mendapat sedikit, karena usahanya hanya sedikit, silahkan meminta apel lain dari teman-temannya yang mendapat banyak apel,” saya memberi instruksi.

Spontan kelas menjadi riuh. Ada yang dengan rela membagi. Namun ada yang mempertahankan.

“Aku tadi sampai terjatuh lho, jadi aku gak akan berikan satupun apelku.”
“Okey aku beri tapi yang warna hitam saja ya. Aku tidak suka warna hitam.”
Si Diki dengan susah payah merayu Farhan untuk mendapat apel emasnya. Farhan semula menolak. Namun rayuan Diki membuatnya luluh.

“Aku berjanji akan membersihkan kamarmu selama tiga hari.” Akhirnya Farhan pasrah memberi apel emas itu kepada Diki. Di belakang bangkunya Diki meloncat-loncat kegirangan sebab berhasil merayu Farhan.
Setelah acara minta dan bagi selesai. Saya minta mereka menghitung perolehan nilai atas masing-masing usahanya. Nilai masing-masing apel saya catat di papan tulis dan semua siswa langsung menghitungnya.

Nilai apel berwarna merah = 5, hijau = 10, biru – 20, hitam = 50. Wow … mereka bersorak saat menghitung. Ada yang gembira ada yang sedih, sebab melepaskan apel hitam. Ternyata warna hitam mempunyai nilai tinggi. Lalu saya lanjutkan dengan pertanyaan.

“Siapa yang memegang apel terbanyak?” Ada 4 siswa yang angka tangan, masing-masing mendapat 12 gambar apel. Saya menanyakan bagaimana bisa sampai mendapatkan 12. Mereka menjawab dengan meminta sebanyak-banyaknya dari teman-temannya.

“Siapa yang mendapat apel paling sedikit?” Si Syarif angkat tangan.
“Tadi kamu mendapat berapa apel?”
“Sepuluh, sekarang hanya dua.”
“Kok bisa?”
“Ya saya gak tega teman-teman meminta kepada saya. Ketika satu apel saya berikan, yang lainnya juga meminta. Ya saya berikan saja. Apalagi ada teman yang hanya mendapat sedikit apel,” jawab Syarif.
Lalu saya berikan nilai.

“Yang memegang apel terbanyak, nilainya minus 500, sedangkan yang memegang apel paling sedikit, nilainya plus 500.”

Sekali lagi mereka berteriak, sama sekali tidak menyangka akan nilai-nilai yang saya sebutkan.

“Siapa yang memegang apel emas?” tanya saya.
Dengan wajah ceriah Diki langsung angka tangan dan bercerita bagaimana usaha dia mendapatkan apel tersebut dari Farhan.
“Yang memegang apel emas, nilainya ….. minus 1000.”

Wow .. kelas jadi ramai sekali. Ada yang bertepuk tangan. Ada yang tertawa. Tentunya ada yang paling sedih yaitu Diki. Farhan sampai menari-nari kegirangan, sebab dia yang berikan apel emas tersebut kepada Diki. Akhirnya tercatatlah siapa saja siswa yang mendapatkan nilai tertinggi dan terendah.

Lalu saya mulai memberi ‘teaching point’ kepada semua siswa. Mereka antusias mendengarkan.

“Coba bayangkan jika sebelum saya sebarkan gambar apel berwarna warni tadi, saya munculkan nilai-nilainya terlebih dahulu. Apa yang terjadi? Tentunya kalian tidak akan berebut mendapatkannya. Dan tidak akan pernah mengambil apel emas. Benarkan? Tapi karena kalian silau dengan penampilan luar, dengan bentuk luar dari seseorang. Lalu jika kalian tahu jika lebih banyak memberi itu nilainya tinggi, pasti kalian akan berikan semua apel tersebut. Tapi saya lihat tadi sampai ada yang merayu-rayu untuk meminta apel kepada teman-temannya. Jika kalian tahu meminta itu nilainya minus, pasti kalian tidak akan pernah meminta. Padahal kalian tahu, dalam Islam, kita dianjurkan untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan meminta sebanyak-banyaknya.”

Semua wajah-wajah siswa seakan-akan ada bintang yang menyinarinya. Saya melihat mulai ada raut kesadaran dan pemahaman dari permainan berburu apel emas tadi. Lalu saya keluarkan dua buah apel beneran. Satu apel yang besar, ranum, warnanya merah mudah, sangat menggiurkan. Satu lagi apel kecil yang busuk.

Ketika saya tanya, jika kedua apel ini adalah teman-teman kalian, manakah yang kalian pilih?”

Semua menjawab apel yang bagus. Tidak mau apel yang busuk. Lalu momen yang dahsyat terjadi. Saya membelah kedua apel itu secara melintang. Ternyata sama-sama mempunyai bintang di dalamnya. Dan pada bintang itu sama-sama mempunyai beberapa biji apel.

“Lihatlah, apel yang baik ini, di dalam dirinya ada bintang. Bintang itu lambang kesuksesan. Lalu lihatlah apel busuk yang kalian hindari, ternyata juga mempunyai bintang. Tidak hanya itu, apel busuk itu juga mempunyai biji. Coba kalian ambil satu biji, tanam, akan menajdi sebuah pohon apel yang mempunyai puluhan buah apel yang baik.”

Saya meminta siswa melingkar, saya meminta masing-masing jujur menilai sisi buruk dari teman-temannya. Yang paling banyak mendapat sisi buruk tentunya yang paling jahil, yaitu Ian dan Robi. Semua siswa juga mempunyai label sisi buruk. Masih di dalam lingkaran saya berkata.

“Adik-adik, saya salut ketika dua minggu lalu ada isu gempa di sini. Kalian menunjukkan kerjasama yang luar biasa. Namun dalam keseharian, kerjasama itu luntur kembali. Mengapa? Sebab kalian belum punya cantolan untuk mengaitkan tali kerja sama satu sama lain. Kenapa tidak punya cantolan? Sebab kalian selalu memandang sisi buruk dari diri masing-masing. Sisi buruk itu kalian sebutkan barusan. Ian si jahil. Robi si penganggu, dan lain-lain. Kalian masih memandang satu sama lain seperti memandang apel yang busuk. Padahal hari ini kalian tahu di dalam apel tersebut ada bintang. Bintang adalah cantolan yang harus kalian dapatkan hari ini. Sehingga lingkaran ini tidak akan pernah putus, jika diberikan tali yang kuat. Cantolan itu adalah pengait tali itu. Ayo sekarang munculkan bintang pada diri kalian. Munculkan cantolan itu agar tali bisa dikaitkan. Ayo munculkan sisi baik kalian. Tinggalkan sisi buruk kalian. Ayo sebutkan. Mulai dari Ian dan Robi.”
Dengan tersendat-sendat dan perlu waktu beberapa saat Ian merenungi sisi baiknya. Hampir tidak berhasil. Cepat-cepat saya beri motivasi, saya ingatkan lagi dengan buah apel yang busuk masih tetap punya bintang. Di luar dugaan, teman-teman Ian yang lain juga memberi semangat.

“Ayo Ian … temukan bintangmu …!!!”
Akhirnya dari mulutnya perlahan Ian mengeluarkan suara.
“Aku ini … jujur, tidak pernah bohong, pak Munif.”
Saya meminta Ian menyebutnya dengan keras, bintang dalam dirinya yang barusan ditemukannya.

“Aku Ian, sang jujur!!!” teriaknya lantang. Semua teman-temannya memberi tepuk tangan. Lalu satu persatu mereka menyebutkan bintangnya.
“Aku Robi, sang penolong!”
“Aku Abi, sang pengaman!”
“Aku Ja’far, sang pemberi!”
“Aku Diki, sang pemimpin!”
“Aku Ali, sang disiplin!” dan seterusnya.

Betapa leganya saya semua siswa akhirnya menyebutkan bintang dalam dirinya.
“Alhamdulillah, sekarang saya lega, kalian sudah mempunyai bintang. Jadikan bintang itu cantolan kalian. Jadikan bintang itu perilaku khas kalian. Tinggalkan Ian si jahil. Sebut Ian sekarang dengan bintangnya, sang jujur. Kaitkan tali kerjasama itu pada perilaku Ian yang positif. Ingat kalian hanya punya waktu tiga tahun di sekolah ini. Dengan kerjasama yang baik, kalian akan berhasil.”

Saya menutup kelas itu dengan semangat siswa yang menyala-nyala. Kemudian mereka sepakat memberi nama lingkaran tersebut dengan nama EAGLE SQUAD.

Alamat Sekolahnya Manusia di Surabaya dan Pendaftaran
SMP Muhammadiyah 9 “MeSRA” Surabaya
Jl. Jojoran I/50 Gubeng Surabaya
telp. 031-5933289

danau-cantik-dari-bencana

INDONESIA KEBANGGAANKU....

Tak lengkap rasanya jika Anda berkunjung ke Sumatera Utara tidak mampir sejenak ke Danau Toba, danau vulkanik yang merupakan danau terbesar di Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Pesona eksotisnya berupa hamparan danau luas laksana lautan dengan pepohonan rindang dan perbukitan yang menawan. Danau ini berukuran 1700 meter persegi dengan kedalaman kurang lebih 450 meter dan terletak 906 meter di atas permukaan laut, di tengah danau terdapat Pulau Samosir yang tak kalah menariknya menjadi objek kunjungan wisata.


Photo credits - Arie Basuki/Tempo


Dalam kunjungannya pada 1996, Pangeran Bernard dari Belanda bahkan menyatakan kekagumannya pada panorama indah danau ini. “Juallah nama saya untuk danau ini. Saya tak dapat melukiskan betapa indahnya Danau Toba,” katanya antusias.

Ada tujuh kabupaten di sekeliling danau, yakni Simalungun, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Dairi, Karo, dan Samosir yang memiliki panorama alam indah dan menjadi lokasi tujuan wisata. Umumnya wisatawan menikmati keelokan Danau Toba dari Parapat di Simalungun dan Tuktuk Siadong di Pulau Samosir.

Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73 ribu-75 ribu tahun lalu dan merupakan letusan super volcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2.800 km³, dengan 800 km³ batuan ignimbrit dan 2.000 km³ abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama dua minggu.


Photo credits - Agung Chandra/Tempo
Debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari Cina sampai ke Afrika Selatan. Letusannya terjadi selama satu minggu dan lontaran debunya mencapai 10 km di atas permukaan laut.

Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan, pada beberapa spesies, juga diikuti kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya.

Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir. Ketika menikmati keindahan danau ini, Anda mungkin tak membayangkan bahwa pesona yang terjadi berasal dari bencana dahsyat letusan gunung berapi yang mendatangkan ketakutan dan kengerian ketika itu.
Perjalanan darat ke Danau Toba, tepatnya ke Parapat, memakan waktu empat sampai lima jam dari Medan. Tersedia bus atau travel yang langsung menuju Parapat. Rutenya melewati Lubuk Pakam, Tebing Tinggi, dan belok ke arah Pematang Siantar. Sepanjang perjalanan, kita disuguhi panorama perkebunan kelapa sawit dan karet.

Apabila menggunakan kereta api, dari Medan pilih rute menuju Pematang Siantar. Dari sini perjalanan dilanjutkan menggunakan bus ke Parapat. Waktu tempuhnya satu jam.


Photo credits - Agung Chandra/Tempo


Untuk tempat menginap dan tinggal lebih lama menikmati keindahan Danau Toba, tersedia banyak hotel dan penginapan. Di Parapat, sedikitnya ada 900 kamar hotel berbagai jenis, mulai dari bintang empat hingga homestay, di Tuktuk juga tak berbeda. Baik di Parapat maupun Tuktuk, wisatawan dapat langsung menikmati danau dari pinggirannya. Tarif hotel di Tuktuk dan Parapat bervariasi, sesuai tipikal turis yang datang. Mulai dari Rp 30 ribu hingga Rp 500 ribu per malam tergantung tipe hotel.

Sebuah perusahaan travel bahkan menawarkan menikmati keindahan Danau Toba dari udara, yakni menggunakan paralayang. Setiap wisatawan diberi kesempatan terbang menggunakan paralayang dari kawasan pegunungan Tongging, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara. Bagi para wisatawan yang ingin mencoba paralayang akan ditemani seorang instruktur berpengalaman, namun tentunya penentuan bisa terbang atau tidak tergantung pada kondisi cuaca dan angin.

Tidak hanya itu, menikmati keindahan matahari terbit dan terbenam bisa Anda nikmati dari pesisir danau. Dari dataran tinggi Karo di sebelah utara, keelokan danau terlihat memanjang dipandang dari Sikodonkodon. Namun, hanya ada satu resor di sini. Di sisi barat, pemandangan danau dan Pulau Samosir dapat dengan sempurna disaksikan dari Tele. Ada gardu pandang di ketinggian sekitar 1.000 meter dari permukaan laut untuk menikmati senja di Danau Toba.

MASJID AGUNG.,,,,

Oleh Amril Taufik Gobel

Bila Anda berkunjung ke Semarang, sempatkanlah untuk mampir di Masjid Agung Jawa Tengah yang terkenal dengan keindahan arsitektur dan kemegahannya. Berada di Jalan Gajah Raya, tepatnya di Desa Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang. Masjid fenomenal yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 14 November 2006 ini mulai dibangun pada 2001 dan mampu menampung tak kurang dari 15 ribu orang. Saat diresmikan, Presiden SBY menandatangani batu prasasti setinggi 3,2 m dan berat 7,8 ton yang terletak di depan masjid. Prasasti terbuat dari batu alam yang berasal dari lereng Gunung Merapi.

Kompleks masjid terdiri dari bangunan utama seluas 7.669 m2 dan halaman seluas 7.500 m2. Paduan unik arsitektur Jawa, Timur Tengah dan Roma tergambar apik dari masjid yang juga merupakan obyek wisata terpadu pendidikan, religi, pusat pendidikan, dan pusat aktivitas syiar Islam. Lihat saja ornamen pada bagian dasar tiang masjid menggunakan motif batik seperti tumpal, untu walang, kawung, dan parang-parangan.

Ada enam payung hidrolik raksasa yang dapat membuka dan menutup secara otomatis, mengadopsi dari Masjid Nabawi di Kota Madinah. Ketika payung di halaman masjid dikembangkan, maka akan dapat menampung jamaah lebih banyak lagi, setidaknya lebih separuh dari kapasitas masjid. Pada dinding-dinding masjid tertera kaligrafi yang terukir indah. Ornamen-ornamen bernuansa arsitektur Italia terasa pula sentuhannya di beberapa bagian masjid. Bangunan utamanya beratapkan kubah besar, dilengkapi di bagian luarnya empat minaret (menara) yang runcing menjulang ke langit

Sebuah replika beduk raksasa buatan para santri Pesantren Alfalah Mangunsari, Jatilawang, Banyumas, Jawa Barat juga menghiasi masjid. Tidak hanya itu, Anda juga bisa menemukan Quran raksasa (Mushaf Al Akbar) berukuran 145 x 95 cm tulisan tangan karya Hayatuddin, seorang penulis kaligrafi dari Universitas Sains dan Ilmu Al-qur`an dari Wonosobo, Jawa Tengah.

Di sekeliling masjid terdapat bangunan pendukung lainnya, di antaranya: auditorium di sisi sayap kanan masjid yang dapat menampung kurang lebih 2000 orang. Auditorium ini biasanya digunakan untuk acara pameran, pernikahan dan kegiatan-kegiatan lainnya. Sayap kiri masjid terdapat perpustakaan dan ruang perkantoran yang disewakan untuk umum. Selain itu, terdapat juga berbagai macam sarana hiburan seperti air mancur, arena bermain anak-anak, dan kereta kelinci yang dapat mengantarkan pengunjung berputar mengelilingi kompleks masjid.

Photo credits - Ceppi PrihadiSalah satu yang istimewa dari masjid ini adalah Menara Asmaul Husna (Al Husna Tower) dengan ketinggian 99 m. Menara dapat dilihat dari radius 5 km, terletak di pojok barat daya masjid. Di menara ini, pengunjung bisa menikmati pemandangan Kota Semarang termasuk lalu lalang kapal yang melintas maupun berlabuh di Pelabuhan Tanjung Emas melalui teropong pandang yang tersedia. Oh ya, bila Anda ingin menggunakan teropong ini mesti membayar sewa Rp 5000. Sedangkan untuk naik ke Menara, dikenakan tiket Rp 3000/orang (antara jam 08.00-17.30) dan naik menjadi Rp 4000/orang (jam 17.30-21.00). Di menara ini, tepatnya di lantai 18 juga dilengkapi Cafe Muslim. Yang menarik adalah lantai kafe itu bisa berputar 360 derajat selama 15 menit sehingga Anda bisa menikmati ragam pesona Kota Semarang dari ketinggian sembari menyantap makanan.

Untuk memasuki area masjid indah ini sama sekali tidak dikenakan biaya. Silakan menikmati eksotisme masjid kebanggaan masyarakat Jawa Tengah ini dengan menjelajahi setiap sudutnya. Anda akan melewati gerbang megah bernama Al Qanathir. Pintu gerbang itu memiliki 25 tiang sebagai simbolisasi jumlah nabi dalam Islam sebagai pembimbing umat. Pada pintu gerbang, terdapat ukiran kaligrafi Iafaz dua kalimat syahadat.

Untuk sampai ke masjid, hanya dibutuhkan waktu tempuh sekitar 15 menit dari alun-alun Kota Semarang. Jika mengendarai sepeda motor berkecepatan antara 40-60 km/jam, Anda hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit. Atau Jaraknya sekitar 800 meter dari Jalan Arteri Soekarno-Hatta yang merupakan jalan protokol.

Selamat berwisata religi ke Masjid Agung Jawa Tengah!

AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA

INDONESIA KEBANGGAANKU....

AKUH BANGGA DENGANMU INDONESIA, AKUH MENANGIS MELIHAT KETABAHAN MUH ITU AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN MUH INDONESIA

supoerter tertib

INDONESIA KEBANGGAANKU....

JAKARTA - Kekhawatiran terjadi kerusuhan di area Stadion Utama Gelora Bung Karno apabila Tim Nasional Indonesia gagal menjuarai piala AFF tak terbukti. Puluhan ribu suporter usai menyaksikan laga Indonesia versus Malaysia pulang dengan tertib.

Mereka hanya bernyanyi-nyanyi diiringi suara genderang di atas metromini atau kendaraan bak terbuka di jalan-jalan sekitar stadion. Berkali-kali mereka meneriakkan kata “Indonesia” dengan penuh semangat.

Pantauan okezone di lapangan, Rabu (29/12/2010) malam, keluarnya puluhan ribuan suporter tersebut mengakibatkan kemacetan di hampir semua pintu keluar Gelora Bung Karno, misalnya di pintu utara atau di depan TVRI.

Kendaraan harus keluar dengan tersendat-sendat. Begitu pun di depan Hotel Mulia atau di Jalan Asia Afrika, kendaraan baik roda empat maupun roda dua berjalan padat merayap. Namun kepadatan ini hanya sampai di depan Diklat Departemen LN atau Depan Senayan City. Selepas itu, kendaraan mulai bisa melaju meski tidak dengan kecepatan penuh.

Para petugas keamanan yang berjaga-jaga di depan Senayan City dan Plaza Senayan tidak perlu bekerja ekstra keras. Sebagian di antaranya bahkan tampak hanya duduk-duduk saja.

Seperti di depan Plaza Senayan, meskipun di sana sejumlah polisi dengan motor trail bersiaga namun tidak ada ancaman keamanan nyata dari suporter. Bahkan sejumlah suporter memanfaatkan momentum ini untuk berfoto bersama dengan sejumlah aparat. Mereka telihat bersenda gurau saat berfoto dengan polisi meminjam perlengkapan anti huru hara untuk berpose.

Meskipun polisi mengimbau kepada para suporter untuk tidak menaiki kap-kap bus atau mikrolet banyak para suporter tetap asyik bernyanyi-nyanyi dengan diiringi genderang. Tidak ada tindakan apa pun dari polisi, mereka hanya mengawasi saja.(ful)



wira "lha itulah suporter indonesia tertib walaupun indonesia masih mengalah dengan malaysia "
aku denganmu WAHAI INDONESIAKU

BP ungkapkan penyesalan

INDONESIA KEBANGGAANKU....

JAKARTA - Penyesalan tengah menyelimuti Timnas Indonesia, tak terkecuali Bambang Pamungkas. Striker yang akrab disapa Bepe mengungkapkannya di akun pribadi Twitter miliknya.

Kemenangan 2-1 skuad Garuda atas Malaysia dalam leg kedua final AFF Suzuki Cup 2010, Rabu (29/12/2010) malam, ternyata belum mampu mengantarkan Bepe dkk merengkuh trofi bergengsi Asia Tenggara untuk kali pertama.

Seluruh pendukung Merah Putih terpaksa menyaksikan skuad Harimau Malaya ‘berpesta’ di Stadion Utama Gelora Bung Karno, usai mengantongi agregat kemenangan 4-2 dengan bekal 3-0 di leg pertama di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, akhir pekan lalu.

Sangat disayangkan, mengingat pada pertemuan pertama di penyisihan Grup A, Indonesia mampu melibas Malaysia 5-1. Indonesia melanjutkan dominasi kemenangan hingga partai semifinal melawan Filipina, namun ironisnya urung mengamankan predikat juara.

“Ternyata 6 kemenangan dan hanya sekali kalah, belum mampu membawa pulang trophy itu saudara-saudara.. Tetap Semangat...!!!” tulis Bepe dalam akun pribadi Twitter miliknya, @bepe20. (far)

wira " lha ngunu lho maz seng semangat tha ojok nggersulo ae oke maz!!! "

ahmad bustomi menyesal

INDONESIA KEBANGGAANKU....

JAKARTA - Kegagalan Timnas Indonesia menggondol trofi AFF Suzuki Cup 2010 menyisakan kekecewaan bagi seluruh pendukung Merah Putih. Tak terkecuali sang pemain, gelandang Ahmad Bustomi.

Pada leg kedua partai puncak di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, Rabu (29/12/2010) malam, skuad Garuda memang mengamankan kemenangan 2-1 atas Malaysia. Namun, Harimau Malaya berhak merebut trofi karena mengantongi agregat kemenangan 4-2, dengan bekal kemenangan 3-0 di leg pertama.

Tak ayal, Indonesia harus mengubur impian mengangkat trofi bergengsi Asia Tenggara untuk kali pertama, dan sejarah baru justru diukir skuad arahan Rajagopal Krishnasamy. Inilah yang membuat Bustomi, yang tampil penuh sepanjang laga, mengungkapkan penyesalan dan permohonan maafnya.

“Trnyata 90 mnt d’GBK blm memuaskan !!!!” tulis Bustomi usai pertandingan, melalui akun pribadi Twitter miliknya, @bustomi19.

“ma'af kn kmi untuk sluruh bngsa Ina.... kmi kan brusaha lge untuk mndptkan Piala AFF !!!” demikian tekad gelandang milik Arema Indonesia ini. (far)

wira " gag pha maz jangan menyerah masih ada moment-moment laent jgn patah semangat, indonesia pzt menang di bawah skuad garuda"

27 Des 2010

mau download di indowebster???

caranya
kayak biasanya kok....
tapi........

di firefox anda harus ada
1. flash player plugin
2. java script

udah dech.....
gampang kand.........

Chating


ShoutMix chat widget